Ada apa
Pirolisis dan insinerasi merupakan proses termal yang digunakan untuk mengolah bahan limbah, namun keduanya beroperasi dalam kondisi berbeda dan menghasilkan hasil yang berbeda. Berikut rincian perbedaan utama antara kedua teknologi ini:
Pirolisis:
Tingkat Oksigen: Pirolisis terjadi tanpa adanya (atau pasokan sangat terbatas) oksigen.
Kisaran Suhu: Biasanya beroperasi pada suhu berkisar antara 300°C hingga 600°C, tergantung pada bahan yang diproses dan produk yang diinginkan.
Pirolisis limbah dan proses pemanasan
Pembakaran:
Tingkat Oksigen: Insinerasi membutuhkan pasokan oksigen yang melimpah untuk mendukung pembakaran.
Kisaran Suhu: Biasanya beroperasi pada suhu yang lebih tinggi, seringkali melebihi 800°C hingga sekitar 1200°C atau lebih.
Pirolisis:
Menghasilkan campuran produk padat, cair, dan gas. Komposisi pastinya bergantung pada bahan baku dan kondisi proses.
Output umum yang dihasilkan adalah minyak pirolisis (yang dapat disuling menjadi solar), biochar (suatu bentuk karbon yang dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah atau sumber energi), dan syngas (yang dapat digunakan sebagai bahan bakar atau diproses lebih lanjut).
Produk akhir pirolisis limbah
Pembakaran:
Terutama menghasilkan abu sebagai residu padat, yang mungkin memerlukan pembuangan khusus karena potensi kandungan racunnya.
Ini juga menghasilkan gas buang, yang perlu dibersihkan sebelum dibuang untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Pemulihan energi biasa dilakukan melalui sistem pertukaran panas.
Pirolisis:
Umumnya dianggap lebih ramah lingkungan karena tidak melibatkan pembakaran langsung sehingga menghasilkan emisi lebih sedikit. Itu mesin pirolisis limbah e juga dilengkapi dengan sistem pengendalian emisi bertingkat seperti peralatan penghilang debu, menara desulfurisasi, yang sejalan dengan standar EIA. Selain itu, teknologi ini juga dapat digunakan untuk mendaur ulang sampah menjadi sumber daya yang berharga, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan-bahan baru.
Perangkat lingkungan dari mesin pirolisis limbah
Pembakaran:
Dapat menyebabkan polusi udara yang signifikan jika tidak dikelola dengan baik, termasuk emisi CO₂, NOx, SO₂, dioksin, dan partikulat.
Pirolisis:
Tergantung pada jenis bahan baku dan efisiensi sistem, pirolisis dapat mencapai tingkat pemulihan energi yang baik. Syngas dan minyak yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar, menyediakan sumber energi terbarukan.
Pembakaran:
Efisien dalam mengubah limbah langsung menjadi panas, yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik atau pemanasan distrik. Namun, efisiensinya sangat bergantung pada kualitas aliran limbah dan teknologi yang digunakan untuk pemulihan energi.
Pirolisis:
Cocok untuk berbagai macam bahan organik, termasuk plastik, ban, lumpur minyak, tar batubara, bahan komposit plastik aluminium limbah, biomassa, dan limbah padat kota. Sangat berguna untuk aplikasi daur ulang dan pemulihan sumber daya.
Bahan limbah yang dapat didaur ulang untuk mesin pirolisis
Pembakaran:
Lebih umum diterapkan pada limbah padat kota, limbah berbahaya, dan limbah medis. Sering digunakan ketika ada kebutuhan untuk pengurangan volume dan pemulihan energi dari aliran limbah dengan kandungan rendah yang dapat didaur ulang.
Singkatnya, meskipun pirolisis dan insinerasi berfungsi sebagai metode pengelolaan limbah, keduanya berbeda secara signifikan dalam prinsip operasional, dampak lingkungan, dan produk akhir. Mesin pirolisis berfokus pada penguraian bahan tanpa oksigen untuk memulihkan sumber daya berharga, sehingga cocok untuk daur ulang dan pengelolaan limbah berkelanjutan. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang teknologi pirolisis atau solusi mesin pirolisis limbah lebih lanjut, silakan hubungi grup DOING untuk lebih jelasnya.
Hubungi kami
HUBUNGI KAMI